
Kegiatan yang diikuti oleh 50 dosen UBISA dari 7 program studi ini menghadirkan narasumber istimewa, Dr. Bhimo Widyo Andoko, SH., MH., selaku Kepala Biro Organisasi dan SDM Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Kehadiran beliau tidak hanya memberikan materi, tetapi juga menjadi momentum penting dalam menguatkan visi UBISA untuk menjadi universitas dengan tata kelola modern dan berdaya saing tinggi.
Tegal – Universitas Bima Sakapenta (UBISA) terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat tata kelola dan sumber daya manusia. Hal ini tercermin dalam kegiatan Semiloka bertajuk “Review Statuta UBISA dalam Rangka Penguatan Organisasi dan Sumber Daya Manusia untuk Dosen UBISA” yang dilaksanakan pada 18 September 2025 di kampus UBISA.
Apresiasi untuk UBISA Dalam sambutannya, Dr. Bhimo menyampaikan apresiasi kepada Universitas Bima Sakapenta yang menurutnya telah membuktikan diri sebagai guardian dalam mengelola perguruan tinggi.
“Universitas Bima Sakapenta telah membuktikan diri sebagai guardian. Keberhasilan pengelolaan perguruan tinggi ini yang tujuannya menghasilkan lulusan berkualitas tidak lepas dari komitmen terhadap tata kelola yang baik. Inilah yang ingin saya sampaikan kepada hadirin sekalian tentang pentingnya reformasi birokrasi dalam mewujudkan kampus berdampak,” ungkapnya.
Reformasi Birokrasi: Fondasi Kampus Berdampak Dr. Bhimo kemudian memaparkan pentingnya reformasi birokrasi dalam dunia pendidikan tinggi, khususnya di era globalisasi dan digitalisasi.
Menurutnya, terdapat tiga aspek utama reformasi birokrasi yang harus menjadi fokus perguruan tinggi:
1. Transparansi, sebagai kunci membangun kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan tinggi.
2. Akuntabilitas, untuk memastikan setiap program benar-benar memberikan dampak nyata, bukan sekadar menghasilkan lulusan dengan gelar.
3. Efisiensi, agar pengelolaan sumber daya yang terbatas dapat menghasilkan manfaat sebesar-besarnya.
“Univ Bima Sakapenta telah menunjukkan komitmen ini melalui keterbukaan informasi dan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan,” tambahnya.
Tantangan dan Peluang Dalam pemaparannya, Dr. Bhimo menekankan bahwa tantangan utama perguruan tinggi saat ini adalah digitalisasi dan bagaimana memanfaatkannya secara optimal.
“Kita harus mampu mendokumentasikan, melestarikan, dan menyebarluaskan produk akademik melalui teknologi. Tantangan lainnya adalah memastikan para lulusan muda mampu bersaing di platform global sambil tetap berakar pada budaya lokal,” jelasnya.
Namun, ia juga menegaskan bahwa di balik tantangan, terdapat peluang besar. Indonesia dengan kekayaan budaya dan kreativitasnya dapat menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan industri kreatif yang memberi dampak ekonomi signifikan.
Komitmen Kementerian Dr. Bhimo menegaskan komitmen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk mendukung transformasi perguruan tinggi menjadi kampus berdampak. Dukungan tersebut meliputi:
– Menyediakan platform kolaborasi antar perguruan tinggi,
– Mengembangkan sistem dokumentasi dan database riset,
– Memfasilitasi kerjasama dengan industri kreatif dan pasar global,
– Mendorong inovasi dalam metode pembelajaran yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Harapan untuk UBISA Menutup paparannya, Dr. Bhimo menyampaikan harapan agar UBISA dalam 10–20 tahun mendatang dapat menjadi rujukan global untuk pendidikan tinggi berbasis inovasi dan teknologi.
“Saya berharap, di masa depan UBISA tidak hanya melahirkan inovator, tetapi juga entrepreneur kreatif, akademisi berpengaruh, serta pemimpin daerah dan nasional. UBISA harus menjadi kampus yang berdampak nyata bagi masyarakat, bangsa, bahkan dunia,” pungkasnya.
Semangat Baru UBISA Semiloka ini menjadi bagian dari upaya nyata UBISA memperkuat kapasitas dosen sekaligus memperkokoh landasan organisasi. Dengan dukungan kementerian, komitmen yayasan, dan semangat sivitas akademika, UBISA optimistis mampu menapaki jalan menuju kampus unggul dan berdaya saing global.