Campus of Edupreneur Pattern

A. Edupreneur Pattern

Edupreneur Pattern adalah kerangka pengembangan karakter yang diterapkan di Universitas Bima Sakapenta (UBISA) untuk membentuk profil “JURAGAN” (Jujur, Ulet, Rasional, Adab, Global, Akademis, Nasionalis) pada seluruh sivitas akademika, dengan tujuan akhir mencapai visi UBISA sebagai Universitas Bereputasi Edupreneur Pattern.

B. Dimensi Edupreneur Pattern

Pola Edupreneur di Universitas Bima Sakapenta (UBISA) dirancang untuk membentuk karakter “JURAGAN” melalui tiga dimensi utama yang saling melengkapi. Setiap dimensi ini berfokus pada aspek penting yang membantu dalam pengembangan pribadi dan profesional seluruh sivitas akademika UBISA.

Dimensi pertama adalah Pola Pikir (Mind). Dimensi ini menekankan pentingnya pengembangan intelektual dengan cara mendorong berpikir kritis, logis, dan inovatif. UBISA berkomitmen untuk menciptakan lingkungan di mana mahasiswa dan dosen dapat terus belajar dan berkembang, meningkatkan kompetensi akademik serta profesional mereka. Dengan demikian, mereka didorong untuk selalu berpikir terbuka, menggunakan akal sehat, dan mengembangkan solusi kreatif yang relevan dengan tantangan masa kini. Beberapa indikator keberhasilan dalam dimensi ini mencakup peningkatan kemampuan berpikir kritis dan analitis, pengembangan inovasi dalam pengajaran dan penelitian, serta keterlibatan aktif dalam diskusi akademik yang berfokus pada pemecahan masalah.

Dimensi kedua adalah Pola Perilaku (Hand). Dimensi ini menekankan pada tindakan nyata yang mencerminkan nilai-nilai “JURAGAN”. UBISA percaya bahwa karakter yang kuat dibangun melalui tindakan yang konsisten dan bertanggung jawab dalam setiap aktivitas, baik akademik maupun non-akademik. Oleh karena itu, sivitas akademika didorong untuk menginternalisasi etika kerja yang kuat, integritas, dan rasa tanggung jawab. Ini berarti menerapkan nilai-nilai “JURAGAN” dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kampus. Indikator keberhasilan di dimensi ini termasuk tingkat keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan kewirausahaan dan pengabdian masyarakat, jumlah proyek inovatif yang berhasil dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa, serta penerapan etika dan tanggung jawab sosial dalam setiap kegiatan kampus.

Dimensi ketiga adalah Pola Rasa (Sense). Dimensi ini mengajarkan kesadaran dan sensitivitas terhadap nilai-nilai sosial, budaya, dan etika dalam masyarakat. UBISA mendorong seluruh komunitas akademiknya untuk memiliki empati yang tinggi, menghargai keragaman, dan menjaga harmoni dalam setiap interaksi sosial. Dengan menumbuhkan kesadaran sosial dan budaya ini, mahasiswa dan dosen dapat lebih peka terhadap kebutuhan dan perspektif orang lain, serta mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. Indikator dimensi ini meliputi tingkat kepedulian sosial melalui program pengabdian kepada masyarakat, partisipasi aktif dalam kegiatan yang mempromosikan kesadaran budaya dan keberagaman, serta hasil survei kepuasan masyarakat terhadap kontribusi sosial UBISA.

C. Profil “JURAGAN”

Profil “JURAGAN” adalah karakter yang ingin dibentuk pada seluruh sivitas akademika UBISA. Setiap aspek dari JURAGAN melambangkan nilai yang diinternalisasikan melalui Edupreneur Pattern.

  1.  Jujur (Honest)
    • Kejujuran merupakan fondasi dari segala bentuk interaksi dan keputusan yang diambil. Sivitas akademika UBISA didorong untuk selalu bersikap jujur dan transparan dalam semua tindakan. Indikator: Tingkat integritas yang diukur melalui evaluasi internal dan umpan balik dari rekan kerja dan mahasiswa.
  2. Ulet (Resilient)
    • Ulet berarti tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan dan selalu berusaha menemukan solusi. Ketahanan ini penting dalam menghadapi dinamika dunia pendidikan dan profesi. Indikator: Persentase penyelesaian proyek-proyek yang menghadapi hambatan serta kemampuan adaptasi dalam perubahan.
  3. Rasional (Rational)
    • Sikap rasional mengedepankan logika dan akal sehat dalam setiap pengambilan keputusan. Ini membantu dalam membuat keputusan yang tepat berdasarkan data dan fakta. Indikator: Kualitas keputusan yang diambil dalam situasi kritis dan kemampuan berpikir analitis dalam menyelesaikan masalah.
  4. Adab (Manners)
    • Adab mencakup etika, sopan santun, dan penghormatan terhadap budaya dan nilai-nilai masyarakat. Ini adalah dasar dari interaksi sosial yang sehat dan harmonis. Indikator: Tingkat penerapan etika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan akademik.
  5. Global (Global)
    • Berpikir global berarti memiliki wawasan internasional dan kesiapan untuk bersaing di tingkat global. Sivitas akademika UBISA didorong untuk mengembangkan perspektif global sambil tetap menghormati nilai-nilai lokal. Indikator: Jumlah kerjasama internasional, pertukaran pelajar, dan program dual degree yang diikuti.
  6. Akademis (Academic)
    • Akademis mengacu pada komitmen terhadap keunggulan akademik dan pembelajaran sepanjang hayat. Sivitas akademika UBISA diharapkan untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Indikator: Jumlah publikasi ilmiah, pencapaian akademik, dan tingkat partisipasi dalam kegiatan akademik.
  7. Nasionalis (Nationalist)
    • Nasionalis mencerminkan kecintaan dan dedikasi terhadap bangsa dan negara. Sivitas akademika UBISA diharapkan untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional dengan semangat nasionalisme yang kuat. Indikator: Keterlibatan dalam kegiatan yang mendukung pembangunan nasional dan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.

D. Implementasi Edupreneur Pattern

    Implementasi Edupreneur Pattern di UBISA melibatkan integrasi konsep ini ke dalam semua aspek operasional universitas, dari pengembangan kurikulum hingga kegiatan ekstra kurikuler.

    1. Pengembangan Kurikulum
      • Integrasi kewirausahaan dalam kurikulum, dimana mata kuliah dan program studi dirancang untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan inovasi di kalangan mahasiswa. Indikator: Jumlah mata kuliah berbasis kewirausahaan dan persentase program studi yang memasukkan kewirausahaan dalam kurikulum inti.
    2. Metode Pengajaran dan Pembelajaran
      • Penerapan metode pengajaran berbasis proyek dan masalah (project-based learning dan problem-based learning) yang mendorong inovasi dan keterampilan kewirausahaan. Indikator: Persentase dosen yang menggunakan metode pengajaran ini dan frekuensi penyelenggaraan workshop dan seminar terkait.
    3. Pengembangan Kewirausahaan dan Inovasi
      • Melalui inkubator bisnis dan pusat inovasi, UBISA mendukung pengembangan startup dan inovasi di kalangan mahasiswa dan dosen. Indikator: Jumlah startup yang didirikan dan jumlah program mentoring yang tersedia.
    4. Kerjasama dengan Industri dan Komunitas
      • Kemitraan strategis dengan industri untuk mendukung pengembangan kewirausahaan dan program pengabdian masyarakat yang berbasis kewirausahaan. Indikator: Jumlah kemitraan strategis dan persentase mahasiswa yang mengikuti program magang dengan perusahaan mitra.
    5. Evaluasi dan Monitoring
      • Evaluasi berkala terhadap implementasi Edupreneur Pattern untuk memastikan efektivitas dan kesesuaian dengan tujuan universitas. Indikator: Hasil survei alumni, kepuasan pemangku kepentingan, dan analisis dampak sosial dan ekonomi dari lulusan yang menjadi wirausaha.
    6. Dampak yang Diharapkan
      • Dampak yang diharapkan dari penerapan Edupreneur Pattern adalah pembentukan lulusan UBISA yang unggul, berdaya saing global, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
    7. Lulusan Unggul
      • Lulusan yang memiliki kompetensi akademik yang tinggi, karakter “JURAGAN”, dan keterampilan kewirausahaan dengan indikator tingkat kesuksesan lulusan di dunia kerja dan dalam menjalankan usaha mereka sendiri.
    8. Reputasi UBISA
      • UBISA menjadi dikenal sebagai Universitas Bereputasi Edupreneur Pattern, dengan pengakuan nasional dan internasional dengan indikator peningkatan peringkat akreditasi, pengakuan internasional, dan reputasi di kalangan akademisi dan industri.
    9. Kontribusi Sosial
      • Sivitas akademika UBISA berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan nasional melalui kewirausahaan dan inovasi. Indikator: Jumlah program pengabdian masyarakat berbasis kewirausahaan dan dampak sosial dari proyek-proyek tersebut.
    Scroll to Top